PANGKALAN BALAI — Wabup Banyuasin H. Slamet Somosentono, SH Hadiri Webinar Rapat Koordinasi Teknis Nasional Percepatan Penurunan Stunting dan Pemantapan Korvengensi Untuk Percepatan Penurunan Stunting di Ruang Rapat Bupati Banyuasin yang diadakan Kementerian Sekretariat Negara RI Sekretariat Wakil Presiden, Senin (5/12).
Di tengah situasi pandemi Covid-19 yang belum pulih sepenuhnya, Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres) akan menyelenggarakan Rapat Koordinasi Teknis Nasional Percepatan Penurunan Stunting yang dilakukan secara hybrid ( Luring dan Daring) yang diisi 16 narasumber yang terbagi menjadi 3 Sesi.
Turut hadir mendampingi Wabup H. Slamet dalam Webinar ini Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Dra. Yosi Zartini, M.Si Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuasin Aminuddin, S.Pd., S.IP., MM dan Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Banyuasin Aidil Fitri SP M.Si.
Rakornas ini dibuka oleh Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia Dan Pemerataan Pembangunan Sekretariat Wakil Presiden Dr. Ir. Suprayoga Hadi, M.Sp.ia mengatakan Percepatan penurunan stunting harus dilakukan secara konvergensi, holistik, integratif, dan berkualitas melalui kerja sama multisektor oleh semua Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, dan Pemerintah Desa.
“Aksi konvergensi bisa terjadi apabila ada [1] komitmen pemerintah, dukungan politik, dan kebijakan yang mendorong pelaksanaan aksi yang sesuai dengan kebutuhan dan kontekstual, [2] sinergi dalam tata kelola dan keterlibatan antarlembaga pemerintah dan para mitra, dan [3] dukungan sumber daya yang berkesinambungan dan memadai dari segi kuantitas dan kualitas untuk penyelenggaraan program dan pemantauannya”, katanya.
Hingga tahun 2022, 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia telah menyatakan komitmennya untuk mempercepat penurunan stunting. Demikian juga 12 provinsi prioritas telah meneguhkan komitmen yang sama untuk mempercepat penurunan prevalensi stunting di daerahnya.
“Sejak tahun 2018 Pemerintah Indonesia sedang melaksanakan percepatan penurunan Stunting
dengan target menurunkan prevalensi hingga 14% pada tahun 2024. Artinya, dalam 2 tahun ke
depan prevalensi harus diturunkan sebesar 10,4% poin. Berdasarkan data SSGI Tahun 2021 ada sekitar 24,4% atau sekitar 6 Juta Balita Indonesia mengalami stunting. Artinya, 1 dari 4 Balita di Indonesia
mengalami kekurangan gizi dalam jangka waktu yang lama”, Jelasnya.
Suprayoga hadi berharap dari penyelenggaraan Rapat Koordinasi Teknis Nasional ini diharapkan rumusan aksi nyata percepatan penurunan stunting di tingkat provinsi dan kabupaten/kota diteguhkan agar target penurunan prevalensi stunting hingga 14% pada tahun 2024 tercapai.