PANGKALAN BALAI – Wakil Bupati Banyuasin H. Slamet Somosentono, SH menghadiri pertemuan koordinasi kick off program inklusi Aisyiyah dan pelatihan kader inklusi Aisyiyah tentang memperkuat arah pembangunan daerah berspektif GEDSI (Gender, Disabilitas dan Inklusi Sosial) di Auditorium Pemkab Banyuasin, Rabu (28/9).
Program inklusi Aisyiyah ini tentunya sejalan dengan visi misi pemerintah Kabupaten Banyuasin dalam meningkatkan kualitas hidup dan kualitas sumber daya manusia dalam upaya penurunan stunting dan pemberdayaan ekonomi sekaligus juga partisipasi perempuan.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Banyuasin, H. Slamet Somosentono, SH mengatakan bahwa pemahaman menyeluruh tentang isu inklusi sosial dan gender dalam pembangunan berkelanjutan memang tidak bisa diabaikan.
Komitmen pemerintah dalam memastikan pembangunan manusia Indonesia berbasis gender diperkuat melalui turut sertanya negara Indonesia dalam memenuhi target pembangunan ditingkat global.
“Saat ini kita sedang menjalankan target tujuan pembangunan berkelanjutan atau sustainable development goals (SDGS), pembangunan berbasis gender tercantum secara eksplisit dalam penguatan sistem, perspektif, analisis gender, dan pelaksana program,” ujarnya.
Ditambahkannya berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pembangunan sumber daya manusia di Indonesia mengalami peningkatan dalam sembilan tahun terakhir. Indeks pembangunan gender Indonesia berada pada angka 92,6 masih dibawah rata-rata dunia yaitu 93,8 sedangkan di Kabupaten Banyuasin indeks pembangunan gender tahun 2021 berada pada angka 88,9 jauh dengan angka nasional.
“Keberhasilan pembangunan sangat bergantung pada sejauh mana keseimbangan partisipasi perempuan dan laki-laki terus didorong secara maksimal disemua aspek kehidupan melalui program Aisyiyah diharapkan bisa berjalan lancar dan bisa diterapkan untuk seluruh lapisan masyarakat terkhusus di Kabupaten Banyuasin,” ungkap Wabup.
Dikesempatan yang sama, Dra. Hj Darmi Hartati, MM selaku Ketua PW Aisyiyah Sumsel menyampaikan program inklusi ini nantinya akan bekerja ditingkat komunitas yang ada didesa, sehingga perlu diawali dengan peningkatan pemahaman bagi para kader perempuan yang akan menjadi agen penggerak pembangunan ditingkat komunitas dan desa terkait beberapa isu yang menjadi fokus program yakni stunting, mencegah perkawinan anak, kepimpinan perempuan, serta pemberdayaan ekonomi.
“Aisyiyah bersama pemerintah berupaya mensejahterakan masyarakat dengan berpihak kepada saudara-saudara yang membutuhkan seperti masyarakat dengan disabilitas, keluarga yang kurang mampu (Dhuafa), ibu pekerja,” jelasnya.
Turut hadir Pimpinan Pusat Aisyiyah Yogyakarta, Koordinator Inklusi Wilayah Sumsel, Pimpinan Cabang Aisyiyah Banyuasin lll, Pimpinan Cabang Suak Tapeh, Kepala DP2PAP2KB, Kabag Tapem, Kadis Bappeda yang mewakili, Kasubbag TU, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Banyuasin, Camat Suak Tapeh, Lurah Pangkalan Balai, Para Kepala Puskesmas. (Diskominfo/PKP).