SUNGSANG — Dimasa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) seperti sekarang ini secara nyata telah mengganggu aktivitas perekonomian negara di seluruh dunia termasuk di Indonesia. kegiatan dunia usaha mengalami gangguan yang signifikan baik dalam proses produksi, distribusi serta kegiatan operasional lainnya yang pada akhirnya mengganggu perekonomian Nasional.
Menyikapi hal tersebut Pemerintah Kabupaten Banyuasin mengambil langkah Kebijakan extraordinary melalui Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Salah satu program Pemulihan Ekonomi Nasional di bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan diterjemahkan dalam Program Padat Karya Penanaman Mangrove.
Bupati Banyuasin H. Askolani, SH., MH mengatakan, program ini diharapkan dapat menjadi stimulus perekonomian bagi masyarakat di sekitar ekosistem mangrove, melalui pemberian kesempatan untuk berusaha dan melakukan aktivitas yang dapat memperbaiki keadaan ekonomi masyarakat serta ekosistem mangrove.
“Dimana kita ketahui bahwa bagi nelayan ikan yang dimana harga ikan turun karena terdapat Covid-19, dengan adanya penanaman Mangrove ini kita bisa membantu warga untuk melakukan penanaman,”kata Bupati H.Askolani dalam Sambutannya di acara Pencanangan padat karya penanaman pohon mangrove di Lapangan pelabuhan Tanjung Api-api, Rabu(11/11).
Ayah 6 orang anak ini menjelaskan Padat Karya Penanaman Mangrove di Provinsi Sumatera Selatan Meliputi luas lebih kurang 603.538,69 Ha yang tersebar di 2 Kabupaten yaitu Banyuasin dan Ogan Komering Ilir (OKI). Dengan Kegiatan ini diharapkan dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 67 HOK/ha yang terserap untuk penanaman mangrove seluas 15.000 ha sebanyak lebih dari 1 juta HOK (Hari Orang Kerja) .
“Untuk Kabupaten Banyuasin, lokasi berada di wilayah Taman Nasional Berbak Sembilang meliputi luas 80 Hektar dengan melibatkan 173 orang yang tergabung dalam tiga kelompok Masyarakat yaitu Kelompok Tani Sungsang sejahtera I, Kelompok Tani Sungsang Sejahtera II dan Kelompok Kerja Pantai Hijau Lestari”, tambahnya.
Sementara itu Kepala BPDASHL Musi Siswo, S.Hut.,M.Si mengatakan, penanaman Mangrove ini merupakan bukti hadirnya Negara dalam keadaaan sulit. Insyaallah hasil penanaman yang masyarakat akan dibayar di atas UMR dengan cara Ico teico dari KTPN dari bank.
“Jadi ada 600 kartu ATM yang kita siapkan, maka hasil lansung dibayar dengan cara Ico teico tidak melalui pegawai atau bendahara saya. Langsung dari rekening ke rekening,” ujarnya.
Pihaknya juga mengucapkan terimakasih kepada Bupati Banyuasin dan jajarannya yang sudah ikut melakukan penanaman mangrove, kemudian MOU sekaligus pihaknya berkomitmen membantu 10 ribu bibit selama lima tahun.
“Dalam Padat Karya Penanaman Mangrove ini setiap tahapan pelaksanaan mulai dari persiapan hingga penanaman dibayarkan kepada masyarakat melalui mekanisme account to account ke rekening anggota kelompok berdasarkan prestasi kerja masing-masing”, tutupnya.
Acara ini diakhiri dengan :
1. Penandatanganan MOU Pemkab Banyuasin dengan balai pengelolaan daerah aliran sungai BPDAS.
2.Penandatanganan MOA Bappeda & Litbang dengan BPDAS.
3. Penandatanganan MOA Dinas Pertanian, Dinas Lingkungan Hidup, dan Dinas BUNAak dengan BPDAS.
Serta Penyerahan simbolis Buku tabungan BRI kepada kelompok tani masyarakat mangrove. pelaksana PEN padat karya penanaman mangrove kepada:
– kelompok tani sungsang sejahtera I
– kelompok tani sungsang sejahtera II
– kelompok kerja mangrove pantai hijau lestari.