JAKARTA — Kemiskinan masih jadi persoalan serius baik di tingkat nasional maupun daerah. Inovasi berbasis TI diperlukan untuk membantu pelaksanaan berbagai program mengentaskan kemiskinan. Dengan dukungan TI, program bantuan dana pendidikan, misalnya, dapat tersalurkan dengan tepat kepada yang membutuhkannya. Istilahnya sampai secara by name by address.
Demikian pernyataan Erwin Ibrahim, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Penelitian Pengembangan (Litbang) Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan dalam acara Presentasi dan Wawancara TOP DIGITAL Awards 2019 di Jakarta, Jum’at 1 November 2019.
Dijelaskannya, angka kemiskinan di Kabupaten Banyuasin masih ada di level dua digit. Masih adanya penduduk yang tergolong miskin di Kabupaten Banyuasin ini disebabkan banyak faktor di antaranya: pertama, rendahnya tingkat pendidikan sehingga belum menghasilkan lulusan yang memenuhi standar dunia kerja. Kedua, kurangnya pelayanan kesehatan dimana tingkat pelayanan dan infrastruktur kesehatan yang ada di Kab. Banyuasin masih rendah. Ketiga, rendahnya kesejahteraan warga masyarakat yang berkaitan dengan ketersediaan lapangan kerja yang terbatas.
Salah satu yang masuk dalam sektor prioritas untuk segera dibenahi yakni sektor pendidikan. Hal ini terjadi karena masih banyak sekolah di Kab. Banyuasin masih belum memenuhi standar, sehingga lulusannya pun tak mampu bersaing dalam dunia kerja. Dan mayoritas lulusan pesantren.
“Pada saat mereka mengikuti persaingan misalnya mendaftar untuk bekerja di perusahaan, lalu tidak diterima karena pendidikannya belum memiliki standar,” kata Erwin Ibrahim kepada dewan juri.
“Solusinya, pertama, kami telah melakukan kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi sehingga alumni pesantren tapi menguasai engineering (sains). Jadi, begitu tamat sekolah, ilmu engineering-nya bisa dan ilmu tahfidz-nya juga dapat,” imbuhnya.
“Kedua, kami luncurkan aplikasi Sibangkit, agar program bantuan dana yang disalurkan berdampak signifikan, secara by name by address,” kata Erwin.
Hadirnya aplikasi Sibangkit ini sebagai upaya untuk mendeteksi, menganalisa serta mengelola kemiskinan yang ada di Kab. Banyuasin. Sehingga program yang dicanangkan pemerintah daerah maupun pemerintah pusat dapat tersalurkan sesuai sasaran dan tepat guna.
“Aplikasi ini untuk memetakan sebaran kemiskinan yang ada di Kab. Banyuasin secara by name by adress berbasis anggaran dan juga program. Sehingga program dan kegiatannya langsung kena pada masyarakat,” tutupnya.