PANGKALAN BALAI — Sebagai langkah mengembangkan kawasan Sembilang sebagai daerah ekowisata, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuasin bersama Yayasan Belantara melakukan Penandatanganan nota kesepahaman. Nota kesepahaman menyepakati tentang pengembangan Kawasan Sungai Sembilang sebagai Ekowisata di Banyuasin.
Penandatanganan dilakukan Bupati Banyuasin H. Askolani, SH., MH dan Direktur Yayasan Belantara Dr. Sri Maryati di Ruang Rapat Bupati Banyuasin, Jumat (12/04). “Mudah mudahan konsep Muatan lokal rasa internasionaluntuk kawasan ini bisa terselenggara,” kata Bupati Banyuasin H. Askolani
Bupati Askolani mengatakan Pengembangan kawasan sembilang yang memiliki potensi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Ia menilai pengembangan kawasan ini sangat terbantu dengan adanya Yayasan Belantara yang sudah memberikan ide gagasan dan semangat membangun salah satu sudut wilayah di Banyuasin.
“Saya mengapresiasi dan berterima kasih kepada segenap jajaran OPD Banyuasin dan khususnya Yayasan Belantara yang secara serius menggarap pengembangan kawasan Sungai sembilang dalam meningkatkan derajat kehidupan warga Sungai Sembilang,” ungkap Askolani
Kawasan sembilang ini merupakan daerah penting untuk jenis-jenis burung air. Daratan lumpur Delta Banyuasin merupakan tempat mencari makan bagi ribuan burung migran. Dan lebih utama kawasan sembilang sebagai cagar budaya hutan mangrove yang merupakan paru-paru dunia.
Disisi lain, Direktur Yayasan Belantara Dr. Sri Maryati menjelaskan pihaknya sudah merampungkan bebrapa hal dalam mendukung pengembangan kawasan sembilang. “ Kami sudah membangun 9 Home Stay, menyediakan Kapal Belantara, melakukan pelatihan pengembangan produk-produk lokal,” jelas Sri Maryati
Selain itu, pihaknya sudah dan sedang membangun proyek air bersih dan sanitasi dalam meningkatkan akses pelayanan air bersih dan sanitasi. Yayasan Belantara juga, lanjut Sri, sudah membangun bioseptic tank sebanyak 80 unit dan akan membangun 20 unit lagi.
Pihaknya sudah mendatangkan alat yang mampu mengubah air laut menjadi air minum. Menurutnya, alat ini mampu menghasilkan air bersih dalam 2 jam sebanyak 50 galon.
“Dalam waktu dekat kami akan mendatangkan alat yang mampu mengubah air payau menjadi air minum,” lanjutnya
Untuk mengatasi masalah sanitasi, yayasan belantara sudah mendistribusikan tong sampah pada beberapa titik. “Dan terpenting, sudah ada komposer pengubah sampah menjadi pupuk organik, ini bisa dimanfaatkan,” tandasnya
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan litbang Ir. H. Zulkifli Idrus, MTP mengungkapkan kedatangan Yayasan Belantara dalam rangka
menindak lanjuti kerjasama Kawasan sembilang sebagai ekowisata.
Yayasan belantara peduli terhadap pengembangan ekowisata di Banyuasin terkhusus kawasan Sembilang. “Yayasan Belantara akan mendukung pemberdayaan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi setempat, terutama di daerah-daerah yang sangat bergantung pada kekayaan alam,” ujar Zulkifli
Turut Hadir Asisten Pemerintahan dan Kesra Dr. HM Senen Har, S.Ip., M.Si., Kepala Bappeda dan Litbang Ir. H. Zulkifli Idrus, M.TP., Kadishub H. Supriadi, SE., M.Str, sejumlah Kepala OPD Banyuasin, Kades Sungsang IV.
(Diskominfo/PKP